Tahapan mengatasi kehilangan, dari penyesalan hingga penerimaan

TEMPO.CO, Jakarta – Tangani rasa kehilangan itu tidak mudah bagi sebagian orang. Psikolog anak dan keluarga Sani B. Hermawan menjelaskan, kehilangan orang yang dicintai biasanya dibarengi dengan berbagai emosi, dan upaya mengatasinya melibatkan tahapan yang kompleks.

“Mengatasi kehilangan orang yang dicintai memang tidak mudah, tentu saja proses berduka, ada pascakerugian. Kehilangan biasanya disertai dengan perasaan menyesal, perasaan bersalahrasa tidak percaya dan bolak-balik sampai pada tahap penerimaan,” ujarnya pada Selasa, 14 Mei 2024.

Ia mengatakan, proses berduka setelah kehilangan orang yang dicintai melibatkan beberapa tahap, dimulai dengan tahap ketidakpercayaan, ketika seseorang mungkin bertanya-tanya, “Apakah ini benar-benar terjadi?”

Direktur Institut Psikologi Daya Insani mengatakan fase ini bisa berlanjut ke fase rasionalisasi. Pada tahap ini, orang berusaha mencari alasan atau memutarbalikkan peristiwa.

Tahap selanjutnya adalah kemarahan dan kesedihan, saat munculnya perasaan marah dan kesedihan bercampur. Sani mengatakan tahapan-tahapan ini pada akhirnya akan mengarah pada penerimaan, yaitu masa ketika masyarakat mulai menerima kenyataan dan berdamai dengan keadaan.

Periklanan

Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu mungkin melalui proses berduka karena kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang berbeda.

Faktor-faktor seperti spiritualitas, kekuatan batin, dukungan dari keluarga dan orang-orang terkasih, serta bantuan dari para profesional dapat memengaruhi cara seseorang mengatasi kehilangan.

“Di sini intinya mendekatkan diri pada Tuhan, mendapat dukungan dari keluarga dekat, dan berkonsultasi dengan ahlinya, misalnya psikolog. Kalau perlu, pengobatan dari psikiater,” kata Sani.

Pilihan Editor: Alasan mengapa sulit menghilangkan kesedihan karena kehilangan orang yang dicintai



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *